1.
Pendahuluan
Lemak keberadaannya dalam
tubuh dianggap sebagai sistem biologik
terutama untuk cadangan energi dalam sel dan sebagai komponen membram sel.
Lemak mempunyai komposisi yang mirip dengan karbohidrat kecuali perbandingan
oksigen terhadap hidrogen berbeda.
Lemak merupakan zat gizi
penghasil energi terbesar, besarnya lebih dari dua kali energi yang dihasilkan
karbohidrat. Namun, lemak merupakan sumber energi yang tidak ekonomis
pemakaiannya. Oleh karena metabolisme lemak menghabiskan oksigen lebih banyak
dibanding karbohidrat.
Lemak atau trigliserida di
dalam tubuh diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Selain penghasil energi,
lemak merupakan alat pengangkut vitamin yang larut dalam lemak dan sebagai sumber
asam lemak yang esensial, misalnya asam lemak linoleat. Olahraga endurance
merupakan olahraga yang dilakukan dengan intensitas rendah sampai sedang
(submaksimal) dan berlangsung dalam waktu lama. Lemak merupakan sumber energi
yang penting untuk kontraksi otot selama olahraga endurance.
Sumbangan lemak sebagai
energi untuk kontraksi otot tergantung dari intensitas dan lamanya latihan
olahraga. Olahraga dengan intensitas rendah dan sedang serta dilakukan dalam
jangka waktu lama, energi yang dibebaskan selain karbohidrat, kebanyakan
berasal dari lemak.
2.
Metabolisme
Lemak
Lemak atau trigliserida di
dalam tubuh diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang terbentuk
dapat secara langsung digunakan sebagai sumber energi oleh banyak sel, kecuali
sel darah merah dan sel susunan saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa.
Sedangkan metabolisme asam lemak rantai panjang memerlukan sistem karier untuk
pengangkutan ke dalam mitokondria sel.
Lemak yang dapat
dioksidasi sebagai sumber energi terdiri atas trigliserida, asam lemak bebas
dan trigliserida intra muskular. Asam lemak bebas yang terikat dengan albumin
di dalam darah hasil metabolisme dari
jaringan lemak merupakan sumbangan yang besar pada metabolisme lemak saat otot
berkontraksi. Sedangkan asam lemak bebas yang terikat dengan albumin di dalam
darah hasil metabolisme dari trigliserida intra muskular dan trigliserida
plasma selama kontraksi otot tidak diketahui secara jelas.
Kontraksi otot terjadi
karena adanya energi hasil beta oksidasi asam lemak bebas dan reaksi biokimiawi
dalam jalur Kreb’s yang berasal dari lipolisis jaringan lemak. Otot mendapatkan
asam lemak bebas dan menggunakannya dalam bentuk energi biasanya ditentukan
oleh konsentrasi lemak dalam darah dan kemampuan otot untuk oksidasi asam
lemak.
Peningkatan kadar asam
lemak bebas dalam darah dan penggunaannya oleh otot dapat mengurangi penggunaan
glokogen dan glukosa darah. Kadar asam lemak biasanya memuncak setelah 2-4 jam
aktifitas olahraga.
Trigliserida intra
muskular dapat juga digunakan oleh otot untuk berkontraksi. Trigliserida intra
muskular dipercaya lebih penting pada awal kontraksi otot dan selama olahraga
dengan intensitas tinggi, dimana lipolisis jaringan lemak untuk pembentukan
energi masih terhambat.
3.
Keseimbangan
Lemak Tubuh Saat Olahraga
Awal-awal melakukan
olahraga ringan sampai sedang dalam waktu yang panjang, energi yang didapat
dari karbohidrat dan lemak sama jumlahnya. Kemudian terjadi peningkatan secara
bertahap penggunaan lemak sebagai sumber energi selama olahraga yang
berlangsung antara satu jam atau lebih, sedangkan penggunaan karbohidrat
berkurang.
Akhir olahraga yang
berlangsung lama, lemak terutama asam lemak bebas mensuplai 80% dari total
energi yang dibutuhkan. Sedangkan saat mencapai finis, kembali penggunaan
karbohidrat bertambah lagi. Besarnya metabolisme lemak pada olahraga yang
berlangsung lama kemungkinan disebabkan oleh penurunan gula darah yang diikuti
oleh penurunan hormon insulin dan peningkatan hormon glukagon. Hal ini
menunjukkan bahwa pada olahraga yang berlangsung lama terjadi penurunan
metabolisme glukosa dan glikogen, serta terjadi peningkatan metabolisme asam
lemak untuk memproduksi energi.
Awal melakukan aktifitas
olahraga, konsentrasi asam lemak dalam darah mengalami penurunan akibat dari
peningkatan pemakaian asam lemak oleh otot yang aktif. Aktifitas olahraga
selanjutnya, terjadi peningkatan pembebasan asam lemak dari jaringan lemak. Hal
ini terjadi melalui rangsangan hormonal oleh susunan saraf simpatis dan akibat
penurunan kadar hormon insulin.
Olahraga ringan sampai
sedang kebutuhan energinya sebagian besar disediakan oleh asam lemak yang
dibebaskan dari tempat cadangan trigliserida. Asam lemak yang telah dibebaskan
sebagai asam lemak bebas berikatan dengan albumin plasma, kemudian masuk ke
dalam otot dan digunakan untuk produksi energi.
4.
Kebutuhan
Lemak Saat Olahraga Endurance
Atlet olahraga endurance,
penggunaan energi sebagian besar berasal dari lemak. Akan tetapi pada awal dan
akhir melakukan olahraga endurance kebanyakan energi berasal dari glukosa dan
glikogen. Hal ini mengakibatkan cadangan glikogen di dalam otot dan juga hati
berkurang.
Glikogen dalam otot dan hati yang telah berkurang harus diisi kembali.
Zat gizi dalam makanan yang dapat mengisi kembali glikogen berasal dari karbohidrat.
Sedangkan lemak dalam tubuh selain dapat diganti kembali oleh lemak, juga dapat
diganti oleh karbohidrat dan protein dalam makanan.
Walaupun atlet olahraga endurance pembentukan energi sebagian besar
berasal dari lemak, namun atlet tidak boleh mengkonsumsi lemak secara
berlebihan. Diet tinggi lemak oleh atlet sering mengakibatkan peningakatan
trigliserida, kolesterol total dan LDL kolesterol. Risiko kesehatan seperti
aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit kanker dapat timbul pada seorang
atlet akibat konsumsi lemak yang tinggi.
Atlet juga dianjurkan untuk membatasi konsumsi lemak berlebihan karena
alasan-alasan lain. Hal ini dimaksudkan agar atlet mengkonsumsi karbohidrat
yang adekwat agar supaya penggantian glikogen otot dan hati berlangsung dengan
baik. Pengosongan lambung menjadi lambat akibat mengkonsumsi lemak yang
berlebihan sehingga perut terasa penuh. Rasa kenyang dan penuh yang terjadi
akibat makan lemak yang berlebihan dapat mengurangi konsumsi karbohidrat yang
adekwat.
Anjuran untuk seorang atlet dalam konsumsi lemak yaitu kurangi konsumsi
lemak secara berlebihan dan tidak lebih dari 30% total energi. Setiap makanan
tidak harus digoreng, tetapi dibakar atau direbus. Atlet juga dianjurkan untuk
mengkonsumsi kolesterol tidak melebihi 300 mg per hari.
Sadarilah
bahwa minyak atau lemak yang ditambahkan pada makanan seperti mentega pada
roti, cream saus harus dikurangi jumlahnya dalam menu makanan atlet. Pilihlah
daging tidak berlemak dan ayam tidak berlemak serta kupaslah kulit ayam.
Beberapa makanan yang khusus mempunyai kadar lemak dan kolesterol yang tinggi,
misalnya coklat, cake, ice-cream, keripik, dan juga jeroan, sop kaki, sop
buntut, harus dihindari.
Menu
seorang atlet harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Menu atlet disusun berdasarkan jumlah
kebutuhan energi dan komposisi gizi penghasil energi yang seimbang. Menu
makanan atlet harus mengandung karbohidrat sebanyak 60 – 70%, lemak 20 – 25%,
dan protein sebanyak 10 – 15% dari total energi yang dibutuhkan.
5. Penutup
Olahraga endurance
merupakan olahraga yang dilakukan dengan intensitas rendah sampai sedang
(submaksimal) dan berlangsung dalam waktu lama. Olahraga dengan intensitas
rendah dan sedang serta dilakukan dalam jangka waktu lama, energi yang
dibebaskan kebanyakan berasal dari lemak. Namun, pada awal dan akhir melakukan
olahraga endurance kebanyakan energi berasal dari glukosa dan glikogen.
Glikogen dalam otot dan hati harus diisi kembali. Zat gizi dalam makanan
yang dapat mengisi kembali glikogen terutama berasal dari karbohidrat. Oleh
karena itu, atlet olahraga endurance dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
tinggi karbohidrat terutama karbohidrat kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar