BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian Latihan. Secara sederhana
latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara
menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang
dengan kian hari kian bertambah jumlah beban, waktu atau intensitasnya.
Latihan
adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan
selalu memberikan peningkatan beban. Berbagai macam bentuk latihan / olah raga yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Seperti : Senam, berenang,
bersepeda, berjalan atau lari dan lain-lain. Salah satu macam latihan yang kita
gunakan adalah latihan lari atau berjalan yang dewasa ini amat populer dengan
istilah aerobic. Aerobic artinya adalah hidup dengan udara ( oksigen) Karena
latihannya mudah, murah dan manfaatnya bagi tubuh amat besar. Tetapi seperti
dijelaskan diatas bahwa unsur kesegaran ini ada beberapa macam. Pada latihan
lari unsur yang paling menonjol dilatih adalah Enndurance pada jantung dan paru-paru.
Untuk mencapai tingkat kesegaran menyeluruh ( Totalfitness ) maka perlu juga
diberikan latihan-latihan seperti : Pull Ups, Push Ups, Sit Ups, Squat-thrush,
Vertical Jump atau bila memungkinkan latihan dengan alat dalam bentuk
Circuit-training.
B. Hakikat Latihan Kondisi Fisik
Selain berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik
merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu
cabang olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang
melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan kelincahan
merupakan penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini disebabkan program
latihan kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna sebelum dia
terjun mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang lebih
berat.
Dengan efisien clan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran
jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi)
terhadap, pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan
sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Program latihan
kondisi fisik perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan
kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari
meningkat beban latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini akan
menyebabkan seseorang kian terampil, kuat clan efisien dalam gerakannya.
Para ahli olahraga berpendapat, bahwa seorang atlet yang mengikuti program
latihan kondisi fisik secara intensif selama 6 – 8 minggu sebelum musim pertandingan,
akan memiliki kekuatan, kelentukan, dan daya tahan yang jauh lebih baik selama
musim pertandingan. Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu
seorang atlet untuk mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai
prestasi setinggi-tingginya.
C. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik Cabang Olahraga
Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan kesegaran
jasmani, kita perlu mengenal beberapa unsur-unsur kesegaran jasmani yang perlu
dilatih. Unsur-unsur kesegaran jasmani tersebut antara lain: kekuatan,
kecepatan, daya tahan otot jantung clan paru-paru, kelincahan, daya ledak (power)
clan kelentukan.
Pada buku Pendidikan Jasmani jilid 1 clan 2 telah dipaparkan
mengenai unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut. Pada buku Pendidikan
Jasmani jilid 3 ini akan dipaparkan mengenai salah satu latihan kondisi
fisik cabang olahraga sepak bola. Untuk cabang-cabang olahraga yang lainnya
akan dijabarkan dalam bentuk tabel. Sepak bola merupakan permainan yang memakan
waktu selama 2 x 45 menit. Selama waktu satu setengah jam itu, pemain dituntut
untuk senantiasa bergerak.
Bukan hanya sekedar bergerak,namun dalam gerak tersebut masih harus
melakukan berbagai gerak fisik lainnya seperti: berlarlsambil
menggiring bola, berlari kemudian harus berhenti tiba-tiba, berlari sambil
berbelok 90-. bahkan 180°, melompat, meluncur (sliding) beradu badan (body charge),
bahkan terkadang berlanggar dengan pemain lawan dalam kecepatan
tinggi. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi fisik, unsur-unsur
yang terdapat di dalamnya, Berta cara melatih masing-masing unsur tersebut
untuk membina kualitas fisik sesuai tuntutan permainan sepak bola.Unsur-unsur
kondisi fisik merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk pencapaian hasil
dalam olahraga. Unsur-unsur ini tidak dapat dilihat sebagai komponen yang
terpisah-pisah.
D. Tujuan latihan kondisi fisik
Tujuan pokok
dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran
jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan
sebagai berikut :
- Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur
yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
- Kekuatan (stregth)
- Kecepatan (speed)
- Daya tahan (endorance)
- Kelincahan (agelity)
- Kelentukan (flexibility)
- Kecepatan (accurancy)
- Keseimbangan dan koordinasi
- Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
- Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
- Pembentukan Mental (Mental Build Up)
- Pembentukan Kematangan Juara
BABA II
PEMBAHASAN
A. Latihan
Pembentukan Kondisi Fisik
Ada 4
bentuk latihan untuk pmbentiukan fisik atlet yaitu :
a)
Meningkatkan
potensi atlet dan mengembangkan kemampuan biomotor ke standar paling tinggi.
b)
Kemampuan
fisik sangat labil berubah menurun, dipengaruhi oleh banyak variabel lain yang
menyebabkan turunnya kemampuan fisik yang telah diperoleh dari hasil latihan.
c)
Latihan
harus dilakukan dengan teratur, ajeg, terus menerus tanpa berselang dengan
beban yang tepat sesuai dengan rencana latihan .
d)
Seluruh
kegiatan latihan harus direncanakan dan disusun dalam suatu program latihan,
baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
B. Urutan
Latihan Pembentukan Fisik
Urutan latihan pembentukan fisik
dibagi 3 yaitu Pembentukan fisik umum, Pembentukan fisik khusus, dan program
latihan yaitu :
.
Latihan pembentukan fisik umum
a) Memperhatikan kekhususan olahraga.
b) Meningkatkan kapasitas kerja atlet.
c) Dititik beratkan pada potensi fisik.
d) Sasaran yang harus dicapai dalam
program latihan persiapan fisik umum ini adalah kesegaran jasmani.
Latihan pembentukan fisik khusus
a) Ditujukan kearah otot-otot yang
terlibat secara langsung aktif menyebabkan gerakan.
b) Mengembangkan otot-otot sinergis dan
otot-otot yang bekerjasama dengan penggerak utama untuk melakukan aktivitas
gerak.
c) Dipilih pola teknik dan struktur
gerak yang menyerupai gerakan yang ada dalam olahraga.
d) Latihan khusus dengan gerakan yang menyerupai sangat menguntungkan
untuk teknik atlet dan untuk memperbaiki fisik.
Program latihan
a) Program
Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja
jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari
selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat
baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
b) Program
Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan
persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi
gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan
secara bergantian.
c) Program
Latihan Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu
seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan
sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan
kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus
cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas
pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang
memang dibutuhkan atlet.
d) Latihan
Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan
fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas
dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh,
mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung
untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari
terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:
·
Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil
angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju dan ke samping.
·
Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat
mere-gang otot tungkai, paha belakang, depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang,
otot bahu, dll.
·
Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan
sampai terasa terjadi proses peregangan pada bagian otot dan persendian yang
dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa sakit
pada otot atau persendian.
e) Latihan
Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai
upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan
tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas
latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan,
ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh,
harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar.
C. Latihan Kondisi Fisik
Latihan
Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola (General Physical Conditioning)
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Program
latihan yang dilakukan untuk melatih kondisi fisik umum pemain sepak bola
antara lain sebagai berikut.
1. Latihan daya ledak (Explosive power)
Bentuk-bentuk
latihan daya ledak adalah sebagai berikut:
a. Melompat
dengan dua kaki (double leg bound)
b. Melompat
dengan satu kaki secara bergantian
c. Lompat
Jongkok
2. Latihan kekuatan (Strength training)
Dalam
olahraga, kekuatan digunakan dalam berbagai bentuk antara lain:
a.
Bergeraknya tubuh. olahragawan (berlari, melompat,
berenang dan sebagainya),
b.
Menggerakkan benda atau alas lain: tolak peluru, bola,
angkat besi, dayung dan sebagainya. Dan
c.
Melawan dan mengatasi kekuatan otot lawan: judo, gulat
dan sebagainya.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan, circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
Bentuk latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot tertentu. Selain mudah dilakukan, circuit training tidak memerlukan alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
3. Latihan kecepatan (Speed training)
Latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk
latihan lari dan sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang perlu
diperhatikan dalam latihan kecepatan antara lain sebagai berikut. Perlu diingat
bahwa untuk lebih efektifnya latihan kecepatan tersebut, perlu rangsanganrangsanganlstimulus
luar seperti: tanda dengan tepukan Langan, bunyi peluit, atau suara sebagai
komando untuk mulai yang sekaligus juga melatih reaksi pemain.
4. Latihan daya tahan (Endurance training)
Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang
lama tanpa mengalami kelelahan. Banyak kegiatan dalam membina daya tahan yang
dapat dilakukan, antara lain: lari jarak jauh, latihan aerobik 12 menit, lari
lintas alam (cross country), fartlek, dan interval nterval training.
Latihan
aerobik
Latihan
aerobik dengan waktu yang ditentukan selama 12 menit, berusaha untuk mencapai
jarak sejauh mungkin. Dalam proses latihan, semakin hari harus dapat menempuh
jarak yang semakin jauh untuk menemukan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil
yang dicapai
Latihan cross
country
Latihan cross
country atau lari lintas alam memang umum dilakukan. Biasanya dilakukan
sebagai selingan dari latihan-latihan daya tahan lainnya. Latihan ini terutama
sekali dilakukan dalam periode persiapan.
Latihan
fartlek
Prinsip
latihan fartlek adalah berlari dengan berbagai variasi. Artinya dapat mengatur
kecepatan lari yang diinginkan selama melakukan latihan tersebut sesuai dengan
keinginan dan sesuai pula dengan kondisi/kemampuan atlet. Sebagai contoh dapat
dimulai latihan dengan lari lambat-lambat, kemudian dilanjutkan dengan lari
cepat pada jarak-jarak pendek secara intensif.
Interval
training
Interval training adalah bentuk latihan daya tahan dengan berlari pada
jarak tertentu dengan waktu tertentu, dengan masa pemulihan (recovery) di
antara pengulangan jarak tersebut.
Ada dua
bentuk dalam mengembangkan kelentukan antara lain:
(1)
Peregangan dinamis dan
(2)
peregangan statis.
a. Peregangan dinamis
Peregangan
dimanis dilakukan dengan menggerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama
atau dengan memantul-mantulkannya (bouncing), sehingga otot-otot
teregang dan terulur.
Contoh
peregangan dinamis adalah sebagai berikut.
Duduk
telunjur dengan kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai Ujung jari kaki
dengan jari-jari tangan, sambil melakukan gerakan merengut pinggang.
b. Peregangan statis
peregangan
ini dilkukan dengan menegangkan tubuh atau anggota tubuh dan mempertahankan
sikap tersebut tanpa bergerak untuk beberapa saat pada latihan fisik.
D. Ciri-ciri Latihan
1) Intensity : merupakan
ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
·
Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
·
Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
·
Jarak dalam latihan lempar.
·
Tinggi dalam
latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini
berarti kita menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity
dapat dibedakan :
100 % atas
lebih (110%) – super maximal
100% penuh –
maxsimal
80% s/d 99%
– sub maximal
60% s/d 79%
- medium
59% s/d ke
bawah – law (rendah)
2) Volume : jumlah
beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
3) Duration : lamanya
waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang
dipergunakan untuk istirahat.
4) Frequency : beberpa
kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam
kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen
latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan
setiap set atau elemen latihan disebut : density.
5) Ritme : merupakan
irama dari latihan, misalnya : berat dan ringannya suatu latihan atau tinggi
rendahnya latihan.
E. Unsur-unsur kesegaran jasmani
Unsur dasar
dari kesegaran jasmani ( kondisi fisik ) adalah :
a.
Power ( Daya / tenaga )
Adalah
kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat.
Seseorang yang mempunyai tenaga yang besar
·
Mempunyai kekuatan otot ( Muscular Strength ) yang
besar.
·
Mempunyai kecakapan untuk memadukan kekuatan dan
kecepatan.
·
Mempunyai kecepatan yang tinggi.
b. Strength ( Kekuatan ) Adalah suatu kemampuan dalam menggunakan daya atau
kekuatan yang eksplosifterhadap suatu obyek ( mendorong, menekan / mengangkat /
menarik ).
c. Speed ( Kecepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan
yang sama dengan baik, dalam waktu yang tersingkat.
d. Endurance ( Daya tahan ) Kemampuan alat tubuh dalam melakukan pekerjaan yang
berat dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama.
e. Balance ( Keseimbangan ) Kemampuan seseorang untuk mengontrol kerjanya alat
tubuh yang bersifat neuromuscular ( meniti balok, dsb ).
f. Agility ( Kelincahan ) Adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan
arah gerakan tubuhnya.
g. Coordination ( Koordinasi ) Adalah kemampuan seseorang untuk
merangkaikan ( membulatkan ) bermacam-macam gerakan sedemikian rupa sehingga merupakan
gerakan yang bertautan.
h. Accuracy ( Ketelitian / Ketepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai gerakan yang terkontrol terhadap suatu sasaran ( menembak, menusuk ).
i.
Flekxibility ( Kelentukan ) Adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas jasmaniah dengan gerakan
sendi-sendi yang luas dan tidak kaku.
F. Pengaturan Makanan Pada Atlet Dan
Latihan Pembentukan Mental Atlet
Pengaturan Makanan Pada Atlet
Makanan yang memenuhi gizi seimbang memegang peranan penting untuk atlet
yang ingin berprestasi maksimal dalam suatu pertandingan. Bahkan dengan
kombinasi yang baik dari bakat atlet serta teknik latihan dan pelatih terbaik,
makanan yang tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang tidak mungkin
berprestasi secara maksimal.
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung jumlah kalori
dengan proporsi sebagai berikut:
60 – 70%
karbohidrat;
10 – 15%
protein;
20 – 25%
lemak, serta;
cukup
vitamin, mineral dan air.
Dalam
pembinaan prestasi dikenal periodisasi penyelengggaraan latihan sebagai
berikut:
1. Periode
persiapan pertandingan;
2. Periode
pertandingan;
3. Periode
pemulihan/transisi.
· Periode Persiapan
Pertandiangan
Sebelum mulai dengan latihan, atlet harus berada dalam kondisi fisik yang
baik. Oleh karena itu atlet dikembangkan fisiknya agar siap menghadapi latihan
berat dan intensif. Pada periode persiapan, program-program latihan disusun
dalam jadwal latihan harian sesuai dengan “peak” [puncak prestasi] yang
diharapkan.
Pada periode ini penyediaan makanan harus benar-benar dapat memenuhi
kuantitas dan kualitas gizi yang baik yaitu jumlah energi dan komposisi gizi
seimbang, karena pada masa ini status gizi dan kesehatan atlet harus berada
dalam kondisi yang baik.
Atlet dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu makan utama dan makan
selingan dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan agar tidak mengganggu
latihan. Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus ditaati oleh semua
pihak yang terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3 kali waktu makan utama
disertai selingan bisa digunakan oleh atlet selama di pelatnas.
· Periode Pertandingan
Memasuki tahap pertandingan baik kondisi fisik dan mental sudah mencapai
kondisi yang sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan, seluruh aktifitas atlet difokuskan
pada kegiatan pertandingan yang tahapnya dapat berlangsung satu hari sampai
kegiatan beberapa hari berturut-turut.
·
Periode Pemulihan Atlet
Pada periode ini atlet harus tetap mempersiapkan kondisi fisik secara prima
dengan latihan-latihan yang sesuai. Pengaturan makanan pada periode pemulihan
ditujukan untuk mempertahanakan status gizi. Makanan harus tetap memenuhi gizi
seimbang [“well balance diet”]. Jumlah masukan makanan harus disesuaikan dengan
aktifitas sehari-hari.
Makanan yang dikonsumsi atlet harus tetap mengikuti pola makan seperti di
pemusatan latihan. Pola makan 5 – 6 kali sehari dengan tiga kali waktu makan
utama dan jadwal waktu makan yang tepat harus tetap dijalankan oleh atlet di
tempatnya masing-masing. Pemantauan status gizi secara rutin harus tetap
dilaksanakan terutama untuk mengontrol berat badan. Atlet harus melakukan
penimbangan badan setiap hari untuk mengetahui keadaan berat badan.
Periode
pemulihan termasuk waktu diantara 2 pertandingan misalnya pukul 08.00 pagi atlet
mengikuti renang 50 m gaya bebas, kemudian pada pukul 10.00 mengikuti renang
100 m gaya kupu-kupu.
b. Latihan Pembentukan Mental Atlet
Mental seseorang tergantung dari
beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain falsafah agama, kehidupan keluarga
dan lingkungan, pendidikan, falsafah negara dan lainnya Tujuan pembentukan
mental secara umum adalah membentuk watak sebagai dasar kehidupan pribadi,
sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai anggota masyarakat Secara
khusus, bertujuan membentuk olahragawan yang tidak hanya memiliki kemampuan
fisik, teknik dan taktik, tetapi juga memiliki kedewasaan dan kualitas mental
yang tinggi untuk memperoleh kemenangan dalam pertandingan dan mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain
berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan
program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang
melakukan kerja fisik yang berat.
Kurangnya
daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan
kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun
mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat.
B. Saran
Untuk setiap atlet yang berkecimpung di bidang olahragamanapun di harap
kan agar bisa mningkatkan kondisi fisiknya masing – masing, sehingga dalam
suatu prtandingan tidak mengalami kellahan ataupun cdera pada saat latihan, di
era yang kaya akan teknologi dan pngrtian dan pemahaman dalam peningkatan fisik
perlu peningkatan mutu gizi juga.
Setiap pelatih dalam setiap bidang olahraga haruskan mengrtidan memahami
cara pningkatan kualitas fisik atlt dan bukan hanya fisik saja yang harus
dimengrti oleh seorang pelatih tetapi juga tentang kebutuhan gizi setiap atlet
harus diprhatikan oleh stiap pelatih. Agar kedepanya para pelatih dapat
menciptakan atlet yang mmpunyai kualitas fisik bagus dan sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Karyono,
2006. Sang Juara Harus Dicetak. Majalah Psikologi Plus, Edisi Juli 2006.
Nasution, Y.
(2007) Latihan Mental Bagi Atlet
Dangsina Moeloek., (1994). Dasar Fisiologi Kesegaran
Jasmani dan Latihan Fisik. Kumpulan
Makalah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko
P.I. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman).
Yogyakarta: Lukman Offset.
M. Sajoto. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan
Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
---------------Pate
RR. Mc., Clengham B., Rotella R., (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatiha,
(Scientific
Macmillan Company of Australia PTY LTD, 107 Moray Street.
Sadoso
Sudharno
Sastropanular., (1997). Tes Sederhana untuk Mengukur Kapasitas Aerob.
--------------Sukimah Sri. Kebutuhan gizi
atlet. Universitas Indonesia--------------------
-----------------Sukimah Sri. Penilaian
status gizi atlet. Universitas Indonesia----------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar