Selamat Datang Di Blog Penjaskesrek'11 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH ,Jangan Lupa Comment, Isi Guest Book, Dan Berbagi. Terima Kasih Atas Kunjungannya .

Senin, 26 Agustus 2013

Aku Bahagia Jika Dirimu Bahagia

Hembusan angin malam menemaniku dalam lamunan
Ditemani udara malam yang menusuk jantung
Tapi diri ini tak mau beranjak pergi
Masih mematung diam di keheningan malam

Rasa sakit ini masih terasa
Semenjak kepergianmu
Menggoreskan luka yang sangat dalam
Yang masih terasa sampai saat ini

Dalam diam aku selalu mencoba
Mencoba lupakan semua tentang dirimu
Tentang kenangan indah kita
Merelakan semuanya hilang
Bersama hembusan angin malam ini

Biarlah semua kenangan kita
Menghilang dengan perlahan
Menyisakan puing-puing kenangan
Yang telah terukir indah dalam memori

Aku relakan dirimu pergi bersamanya
Bersama cinta pilihanmu saat ini
Walau sakit hati ini ku rasa
Yang penting bahagiamu bersamanya

Karena cintaku akan sia-sia
Jika hatimu masih untuknya
Cintaku tak harus miliki dirimu
Cukup dengan menjadikanmu kenangan
Yang pernah terukir indah dalam hatiku

Aku bahagia jika dirimu bahagia
Walau kebahagianmu itu tidak bersamaku

Selasa, 13 Agustus 2013

Sejarah dan Pengertian Diving Dalam Sepak Bola

FIFA mendeskripsikan diving sebagai usaha seorang pemain bola untuk mendapatkan keuntungan secara licik, dengan cara menjatuhkan dirinya sendiri kemudian berpura-pura kesakitan sehingga pemain lawan mendapat hukuman. Hukuman itu bisa berupa tendangan penalti atau tendangan bebas ke lawan, sehingga memperbesar angka kemenangan klub (jika terjadi gol) yang pemainnya melakukan diving. Teknik kotor ini sangat dilarang keras oleh FIFA. Jika ada pemain yang melakukan diving atau menipu wasit ganjarannya adalah kartu kuning. "Setiap tindakan simulasi di mana saja di lapangan, yang dimaksudkan untuk menipu wasit, harus dikenakan sanksi sebagai tindakan tidak sportif," bunyi peraturan FIFA dalam Law of the Games. Diving sangat tidak dianjurkan dalam sepakbola karena dapat menghilangkan nilai fair play dalam sebuah pertandingan .

Diving sendiri mulai nge-trend sejak dua dekade lalu dimana sepak bola Italia sedang mengalami masa jayanya. Tak ayal, banyak yang menuding diving ini berasal dari Italia. Namun ada yang menyebut diving muncul kala Juergen Klinsmann membela Jerman Barat di final Piala Dunia 1990 melawan Agentina. Saat itu tim Jerman mengalami kesusahan menembus baris pertahanan Agentina.

Klinsmann, yang kala itu merupakan pemain Inter Milan, mendapatkan bola di sisi kanan. Namun, tiba-tiba ia dihadang bek Pedro Monzon. Ia pun tidak menyia-nyiakan peluang ketika Monzon hendak melakukan tackling ke arahnya. Striker Jerman ini pun tiba-tiba menjatuhkan diri dan berteriak kesakitan ketika kaki Monzon mendekati dirinya. Ia terlihat jatuh ke tanah dan berguling-guling sebanyak tiga kali. Tak ayal, wasit yang saat itu belum tahu banyak tentang teknik diving seketika mengganjar Monzon dengan kartu merah dan menunjuk titik putih. Kartu merah Monzon tersebut sekaligus menjadi yang pertama di final Piala Dunia. Akhirnya Jerman jadi juara Piala Dunia berkat eksekusi tendangan penalti yang disarangkan Andreas Brehme. Setelah itu, Klinsmann dianggap sebagai raja diving sedunia.

Selanjutnya aksi pesepakbola yang akrab disapa Klinsi itu berlanjut kala ia hijrah ke pentas Premier League di tahun 1995, bergabung bersama Tottenham Hotspur. Popularitasnya melonjak berkat gaya bermainnya yang keras dan kerap melakukan diving. Pada periode berikutnya, muncul striker-striker yang kerap dituding melakukan diving seperti Fillipo Inzaghi hingga Francesco Totti, dan Gareth Bale sampai Luis Suarez. Namun, pesona Klinsi ternyata belum padam. Beberapa waktu lalu, ia dipilih sebagai diver terbaik sepanjang masa oleh pembaca London Papers. Dia meraih suara 35 persen, mengungguli Cristiano Ronaldo.

Selasa, 06 Agustus 2013

Makalah Atletik "Lompat Tinggi"

BAB II
PEMBAHASAN

    A. Pengertian Lompat Tinggi

Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga yang melakukan gerakan lompatan untuk mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Ukuran lapangan sama dengan lompat jauh,
Tinggi tiang mistar min 2.5 meter, Panjang mistar 3.15 m.

B. Tahapan pada lompat tinggi

Semua gaya lompatan dapat dibedakan menjadi 4 tahap, yaitu :
a)      Awalan, gerakan berlari menuju mistar
b)      Tolakan, gerakan kaki menumpu pada lantai untuk menaikkan badan
c)      Melayang, gaya dan kedudukan badan ketika berada di udara dan di atas mistar.
d)     Mendarat, jatuhnya badan diatas matras.

C.    Dalam lompat Tinggi ada beberapa gaya yang dilakukan, sebagai berikut:

1.  Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.Cara melakukan:Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.

2.  Gaya Guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.

3.  Gaya Guling (Straddle)
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

4.    Gaya Fosbury Flop
Cara melakukanya:
·          Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan langkah untuk awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.
·     Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya.Yakni, harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, maka tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keatas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.
·          Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar dengan busur melintang.
·          Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama kali yang mendarat punggung dan bagian belakang kepala.

Yang diutamakan dalam melakuakan Lompatan ialah, lari awalan dengan kecepatan yang terkontol.Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar. Doronglah bahu dan lengan keatas pada saat take off. Lengkungan punggung di atas mistar. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalam dari lutut kaki ayun (bebas).Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkungan.

D.    Peraturan asas lompat tinggi

Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki.Peserta boleh mula melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya melompat. Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandingan. Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.

Senin, 05 Agustus 2013

Makalah Sosiologi Olahraga


1. Pengertian Sosiologi


Secara umum, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan proses-proses social yang terjadi di dalamnya antar hubungan manusia dengan manusia, secara individu maupun kelompok, baik dalam suasana formal maupun material, baik statis maupun dinamis.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi diartikan sebagai ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah sosial (norma), lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial. Proses social adalah pengaruh timbale balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbale balik antara kemampuan ekonomi yang tinggi dengan stabilitas politik dan hukum, stabilitas politik dengan budaya, dan sebagainya.

Telaah yang lebih dalam tentang sifat hakiki sosiologi akan menampakkan beberapa karakteristiknya yaitu :

1. Sosiologi adalah ilmu sosial berbeda jika dibandingkan dengan ilmu alam / kerohanian.
2. Sosiologi merupakan disiplin ilmu kategori bukan normatif, artinya bersifat non etis yakni kajian dibatasi pada apa yang terjadi, sehingga tidak ada penilaian dalam proses pemerolehan dan penyusunan teori.
3. Sosiologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu pengetahuan terapan, artinya kajian sosiologi ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak.
4. Sosiologi meupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional artinya didasarkan pada observasi obyektif terhadap kenyataan dengan menggunakan penalaran.
5. Sosiologi bersifat teoritis yaitu berusaha menyusun secara abstrak dari hasil observasi. Abstrak merupakan kerangka unsur yang tersusun secara logis, bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat berbagai fenomena.
6. Sosiologi bersifat komulatif, artinya teori yang tersusun didasarkan pada teori yang mendahuluinya.

Obyek suatu disiplin ilmu dibedakan menjadi obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang menjadi bidang/kawasan kajian ilmu, sedang obyek formal adalah sudut pandang / paradigma yang digunakan dalam mengkaji obyek material.

Sebagai ilmu sosial,obyek material sosiologi adalah masyarakat, sedang obyek formalnya adalah hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Konsepsi masyarakat (society) dibatasi oleh unsur – unsur :

* Manusia yang hidup bersama.
* Hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
* Mereka sadar sebagai satu kesatuan.
* Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang mampu melahirkan kebudayaan.

Secara khusus, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dipandang dari aspek hubungan antara individu atau kelompok. Hubungan yang terjadi karena adanya proses sosial dilakukan oleh pelaku dengan berbagai karakter, dilakukan melalui lembaga sosial dengan berbagai fungsi dan struktur sosial. Keadaan seperti ini ternyata juga terdapat dalam dunia olahraga sehingga sosiologi dilibatkan untuk mengkaji masalah olahraga.

2. Pengertian Sosiologi Olahraga

Sosiologi olahraga merupakan ilmu terapan, yaitu kajian sosiologis pada masalah keolahragaan. Proses sosial dalam olahraga menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan kerjasama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata yang sudah melembaga. Kelompok sosial dalam olahraga mempelajari adanya tipe-tipe perilaku anggotannya dalam mencapai tujuan bersama, kelompok sosial biasanya terwadahi dalam lembaga sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata. Beragam pranata yang ada ternyata terkait dengan fenomena olahraga.

3. Bidang Kajian Sosiologi Olahraga

Bidang kajian sosiologi olahraga sangat luas, mengingat hal itu para ahli berupaya mencari batasan bidang kajian yang relevan misalnya:

1. Heizemann menyatakan bagian dari teori sosiologi yang dimasukkan dalam ilmu olahraga.
2. Plessner dalam studi sosiologi olahraga menekankan pentingnya perhatian yang harus diarahkan pada pengembangan olahraga dan kehidupan dalam industri modern dengan mengkaji teori kompensasi.
3. G Magname menguraikan tentang kedudukan olahraga dalam kehidupan sehari-hari, masalah olahraga rekreasi, masalah juara, dan hubungan antara olahraga dengan kebudayaan.
4. John C.Phillips mengkaji tema yang berhubungan dengan olahraga dan kebudayaan, pertumbuhan, dan rasional dalam olahraga.
5. Abdul Kadir Ateng menawarkan pokok kajian sosiologi olahraga yang meliputi pranata sosial, seperti sekolah, dan proses sosial seperti perkembangan status sosial atau prestise dalam kelompok dan masyarakat.

Berikut ini contoh-contoh sosiologi olahraga yang dinyatakan oleh Abdul Kadir Ateng:

* Pelepasan emosi (dengan cara yang dapat diterima masyarakat).
* Pembentukan pribadi (mengembangkan identitas diri)
* Kontrol sosial (penyerasian dan kemampuan prediksi )
* Sosialisasi (membangun perilaku dan nilai-nilai bersama yang sesuai)
* Perubahan sosial (interaksi sosial, asimilasi dan mobilitas)
* Kesadaran (pola tingkah laku yang benar)
* Keberhasilan (cara pencapaian dengan turut aktif atau sebagai penikmat)

Dari berbagi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak pihak telah disikapi secara dinamis dari pemahaman terhadap yang dianggap sebagai aktivitas primitive untuk mempertahankan hidup berubah menjadi proses sosial yang menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan bekerja sama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata lembaga.

Kajian sosiologis yang berkaitan dengan kelompok sosial dapat dikenakan pada olahraga berdasarkan pada beberapa hal yakni situasi kondisi dan struktur, serta fungsi kelompok olahraga. Sarat dengan situasi dan kondisi yang kental akan persaingan dan tata aturan yang relative ketat sehingga tercipta rasa senang, santai, dan gembira.

Berangkat dari paparan diatas, bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan pertikaian, sehingga membutuhkan penyelesaian sementara waktu, menyadari keterkaitan dan keterikatannya dengan individu lain. Manusia membentuk kelompok sosial untuk memecahkan masalah hidupnya dengan mengunakan pendekatan ilmu sosiologi.

Olahraga telah diapresiasikn sedemikian tinggi sebagai media untuk menunjukkan hegemoni, sehingga untuk menyelenggarakan,dan menciptakan para pelakunya, telah diupayakan berbagai pendekatan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, yang disebut pendekatan inter-disiplin adalah pendekatan yang didasarkan pada pengetahuan dari ilmu psikologo, sosiologi, anatomo, dan fisiologi. Sedangkan pendekatan cros-disiplin adalah pendekatan yang difokuskan pada ilmu motor learning, psikologi olahraga, dan sosiologi olahraga.

PEMBAHASAN
Dari keterangan yang di dapat dari penjelasan diatas, maka dapat saya simpulkan berbagai fungsi sosiologi olahraga, yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Sosiologi sebagai media pelepasan emosi, yaitu dalam sosiologi olahraga terdapat aspek-aspek yang ada di dalam suatu masyarakat, aspek ini kita gunakan sebagai media untuk melepaskan emosi, dengan ketentuan bahwa aspek ini haruslah di terima oleh masyarakat. Dalam hal ini yang kita bicarakan adalah tentang melepas emosi pada suatu event olahraga, yaitu kita harus mempunyai rasa sportif dan rasa toleran yang tinggi terhadap pemain ataupun supporter lawan, jika kita tidak menjunjung tinggi rasa itu, maka akan memunculkan tingkah laku kolektif yang sangat merugikan.

2. Sosiologi olahraga sebagai media pembentukan karakter, yaitu aspek-aspek yang di pelajari dalam sosiologi olahhraga dapat menjadi suau wwadah atau media untuk membentuk karakter bangsa, sebagai contohnya adalah bangsa ini tidak akan menjadi bangsa yag maju dalam hal persepakbolaan jika supporter dan pemainya kurang memahami apa itu sportifitas dan toleransi, pemerintah dan klub seharusnya memberikan penyuluhan dan pengarahan kepada para pemain dan supporter agar lebih bisa memahami apa itu sportifitas dan toleransi, agar tingkah laku kolektif dapat diminimalisir dan semoga dapat dihilangkan.


3. Sosiologi olahraga sebagai media kontrol sosial, yaitu dalam faktor-faktor tingkah laku bersama, operasi kontrol sosial seperti media massa, dan kritikus yang terlalu melebih-lebihkan atau terlalu ambisi dalam mengungkap suatu hal, dalam hal ini hal-hal yang terdapat dalam suatu event olahraga, karena olahraga adalah miniatur kehidupan, akan dapat menimbulkan tingkah laku bersama seperti tingkah laku kolektif, maka dari itu salah satu fungsi sosiologi olahraga adalah sebagai media kontrol sosial, karena pemberitaan yang di keluarkan oleh media massa sebagai acuan seberapa besar masalah yang ada dalam suatu event olahraga.

Makalah Sarana Dan Prasarana Olahraga

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

PENGERTIAN
1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.
6. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
7. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.
8. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
9. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah.
10. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
11. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
12. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.
1.2 Tujuan
            Dalam proses pembuatan makalah ini ,khususnya pada mata kuliah sarana prasarana   
   memiliki tujuan yang sangat jelas:
·         Memenuhi salah satu mata kuliah sarana prasarana
·         Mengetahui sejauh mana sarana dan prasarana dari tiap sekolah dalam berbagai tingkatan (SD,SMP,dan SMA)
·         Dapat memodifikasi sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga tujuan pembelajaran bisa tetap tercapai


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRASANA SEKOLAH

Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang guru,
5. tempat beribadah,
6. ruang UKS
7. gudang,
8. ruang sirkulasi,
9. tempat bermain/berolahraga.
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. gudang,
15. tempat bermain/berolahraga

     2.2 SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
§  Tingkat SD (SD Buniseuri 1)
Sarana dan prasarana yang terdapat di SDN 1 Buniseuri antara lain:
1.      Permaian bola besar:
ü  Permainan bola voli(bola 4 buah)kumplit
ü  Permainan bola sepak (bola 2 buah )kumplit
2.      Permainan bola kecil:
ü  Bola kasti (bola 2)kumplit
ü  Tenis meja 1 set  kumplit
3.      Atletik:
ü  Bak pasir(tempat lompat jauh 1)
ü  Matras (2 buah )
ü  Loncat tinggi
ü  Tolak peluru (3 buah )
ü  Hullahup(2)
ü  Peralatan estapet (kumplit)
4.      Tape 1
5.      Pluit 2
6.      Stopwatch 1
7.      Tenaga pengajar 2

§  Tingkat MTS (MTS Gerba Cipaku)
1.      Permainan bola besar
ü  Bola voli 2
ü  Bola basket  4
ü  Bola sepak 1
ü  Ring basket 1
2.      Permainan bola kecil :
ü  Sepak takraw 3 buah
ü  Tenis meja 1 set
ü  Bulutangkis 1 set
3.      Peralatan atletik
ü  Tolak peluru 2 buah
ü  Lempar lembing  8 buah
ü  Lari gawang 1 set
ü  Bak pasir 1 set
ü  Alat loncat tinggi 1 set
4.      Pluit 2 buah
5.      Stopwatch  1
6.      Tape 1
7.      Matras 1
8.      Tenaga pengajar 2
§   Tingkat SMA(SMA N 1  Panawangan )
1.      Permainan bola besar:
ü  Permainan bola voli (bola 7 buah )kumplit
ü  Permaina bola sepak (bola 4 buah)kumplit
ü  Permainan bola basket(bola 7 buah )kumplit
2.      Permainan bola kecil:
ü  Sepak takraw  15 buah
ü  Tenis meja 2 set,bet 4 pasang
3.      Peralatan atletik :
ü  Tolak peluru 5 buah
ü  Lempar  lembing 8
ü  Lompat jauh 1
ü  Peralatan estapet kumplit
ü  Papan tolakan 4
4.      Stopwatch 4 buah
5.      Puit 4 buah
6.      Tenaga pengajar 2
7.      Matras 4

  BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dengan memiliki sarana dan prasarana yang memadai khususnya saran adalam bidang pendidikan baik tingkat SD,SMP dan SMA sederajat maka akan mempercepat dan memperlancar target perencanaan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selain itu dengan sarana dan prasarana yang memadai dapat mengembangkan potensi anak secara optimal untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya.
3.2  Saran
Dengan pembuatan makalah sarana dan prasarana ini diharapkan mampu bermanfaat untuk:
·         dapat menjadi dorongan  dan motivasi vasi sekolah atau lembaga yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
·         Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan sarana dan prasarana disetiap bidang,terutama dalam bidang pendidikan